Pemilik Moge berhati Bebek …. !

PEMIRSA (tukul mode:on). Moge identik dengan status sosial seseorang, hingga saat ini masih dianggap sebagai barang mewah. Motor berkubikasi 250 cc ke atas mungkin bisa disebut moge. Kita bersyukur bahwa rakyat Indonesia banyak juga yang memilikinya, bahkan ada yang menyalurkan hobi dan bakatnya hingga menjadi pembalap yang handal, baik di tingkat regional, nasional bahkan internasional.

Namun tidak jarang di jalanan para pengguna dan user moge ini bertingkah laku menyebalkan, dengan gayanya yang songong dan arogan dia main libas sajah tanpa memperhatikan pengguna jalan yang lain, seoalah jalan milik sendiri. Bahkan ketika konvoi mereka ongkang-ongkang kaki agar para pengguna jalan lain terutama para bebekers menepi. Yang beginian yang disebut pemilik moge berhati page (pala gede).

Namun tentunya tidak semuanya begitu, itu hanya kelakuan para OKNUM. Banyak pula para pemilik moge yang merakyat, artinya motor boleh moge tapi hati tetap bebek. Kok  bebek? Lho, kan bebek identik dengan rakyat jelata – ia toh? Contohnya para blogger roda dua pemilik moge. Mereka sharing ilmu tentang perkembangan teknologi permotoran, perkembangan penjualan, dll, juga mengedukasi para pembaca agar safety first dan safety riding. Walaupun terkadang ada juga yang sedikit ngomporin ATPM, tapi mang uDien yakin bahwa apa yang ditulisnya dalam rangka membela kepentingan konsumen/rakyat. Apalagi kalau ketika mereview kopdar, terlihat sekali betapa merakyatnya mereka.

Sssstt … ada lagi yang cukup menyebalkan, yaitu pemilik bebek berhati moge. Mereka sruntulan dan bergaya penyemplak moge, yaaahhhh ini juga ulah OKNUM, 4L4Y kelas teri yang baru bisa diem kalau udah nyungsep ke UGD.

Baca juga : Motor Jangkrik vs Motor Jingkrak

UP DATE _______________________________________

ipanase | 11 Agustus 2011 pukul 13:34 | Balas | Sunting

wkwkw, moge dipakai alay makin banyak, waspadalah

____________________________________________________