Simoncelli Jagoan Neon

Kawan-kawan, kang Simoncelli nampaknya sudah menemukan dirinya. Si kribo yang tingkahnya tidak kalah dengan Rossi memang cukup mengundang perhatian. Ketika pertama kalinya naik podium di Brno – Simoncelli lebih bertingkah ketimbang Stoner ataupun dovisiozo, dia turun dari podium dan menyemprot para penggemarnya sambil jingkrak-jingkrak. Sorak sorai pun bergemuruh. Jiwa entertain rupanya tersimpan pada diri Si Kribo  sebagaimana The Doctor. Lihat saja foto di atas, Simoncelli menjulurkan

The Doctor : Kenapa tidak Rossi-dien?

SEMENJAK kecanduan motogp mang uDien belum pernah tahu dan gak mau tahu kenapa kang Rossi bergelar The Doctor. Tapi tiba-tiba timbul penasaran ingin mengetahui asal usul The Doctor, ketemulah di sini : http://id.wikipedia.org/wiki/Valentino_Rossi. Mungkin sebagaian besar bikerz sudah mengetahuinya, tapi mungkin juga ada yang belum tahu, Okelah kalau bigitu, mang uDien copas habis sajah biar nyaho  _______

Dalam perjalanan balapnya rossi, kerap berganti julukan dan melakukan hal-hal yang menarik perhatian dan menghibur. Ia beralasan bahwa semuanya itu dilakukan dimulai dengan niat bersenang-senang dan melakukan sesuatu yang lucu.

Rossifumi. Julukan Rossi yang diciptakan oleh temannya saat Rossi membalap di kelas 125cc julukan ini tercipta karena Rossi kagum dengan pembalap Jepang yang khas dengan

RHOMA IRAMA : Bicara Soal 4Lay Motor … “Ter…laa … luuuu”

Siapa yang gak kenal Rhoma Irama, si Raja Dangdut yang kharismatik dan kontroversial. Ternyata beliau peduli juga dengan dunia permotoran, khususnya mengenai tingkah laku para alay.

Beliau merasa sangat prihatin dengan kelakuan para alay ini. Tapi terlebih dahulu beliau mencoba untuk memahami karakteristik para remaja alay ini dimana darahnya masih muda sehingga selalu merasa gagah, tak pernah mau mengalah, semangatnya menggelora dan berapi-api, maunya menang sendiri, walau salah tak perduli.

Pak Tanio Adil : Polisi Teladan … saluut lah

Atasi Kemacetan di Cicaheum

KEMACETAN di Cicaheum sudah biasa terlihat, apalagi pada jam- jam sibuk pagi atau sore hari. Pada pagi hari kemacetan terlihat dari arah Cibiru dan pada sore hari biasanya terjadi dari arah Gasibu. Akan tetapi, anehnya pada waktu-waktu tertentu kemacetan itu bisa teratasi dan jalanan terlihat lancar. Padahal, itu terjadi pada jam-jam sibuk.

Sepulang mengajar dari Universitas Sangga Buana (USB) YPKP, saya menyempatkan bertanya kepada salah seorang pedagang yang mangkal di sana. Dalam bahasa Sunda saya bertanya,