Mission V-Ixion …

Oke bro, Honda bisa dikatakan sebagai first mover dalam hal penerapan teknologi injeksi. Namun nampaknya Honda “salah” dalam penerapan teknologi ini. Bukan teknologinya yang “salah”, tapi “salah” dalam memilih motor untuk mengusung teknologi PGM F-1.

Honda yang terkenal dengan raja bebek sepertinya terlena dengan kejayaan bebek, sehingga teknologi injeksi pun diterapkan pada motor bebeknya. Walaupun termasuk bebek premium tapi yang namanya bebek ya tetaplah termasuk motor entry level. Jelas usaha untuk mengenalkan motor injeksi agak kesulitan. Mindset masyarakat (awam) masih dikungkung oleh anggapan bahwa motor injeksi lebih mahal, baik bbm maupun perawatannya. Terbukti, penjualan SupraX PGM F1 tersendat-sendat. (imho)

Berbeda dengan Yamaha, dengan “cerdik’ Yamaha membenamkan teknologi injeksinya di motor sport 150 cc. Boleh dikatakan konsumen untuk motor ini kalangan menengah ke atas pada saat kemunculannya (cmiiw). Peminat motor ini bukan menjadikan motornya hanya untuk sekedar keperluan sehari-hari, mereka meminang motor ini tentunya disertai oleh upaya “mempelajari” teknologi yang diusungnya. Sehingga missi untuk pengenalan teknologi injeksi kepada konsumen/ masyarakat akan lebih mudah diserap. (cmiiw)

Terbukti, walaupun V-Ixion seolah melawan arus dan berjalan sendirian, ternyata banyak juga peminatnya bahkan menjadikan motor ini sebagai rajanya motorsport yang belum ada tandingannya. Moncerrnya penjualan V-Ixion otomatis menuntut layanan aftersales yang memadai dan merata. Mau tak mau Yamaha harus selalu meningkatkan skill SDM dan fasilitas injeksi di bengkel-bengkel resminya. Dua missi tercapai. Missi pengenalan teknologi injeksi kepada masyarakat, dan missi mempersiapkan bengkel-bengkel resminya dalam hal teknologi injeksi.

Selain dua misi tercapai, sebenarnya ada missi lain yang tanpa disadari telah didobrak oleh V-Ixion. Yaitu kesan bahwa motor injeksi itu mahal. Bagi biker yang ngeh (enthusias) pasti memahami, bahwa V-Ixion termasuk motor yang relatif murah jika melihat teknologi yang diusungnya. (Coba bandingkan dengan KLX 250 injeksi besutan Kawaks yang kesannya mahal).

Naaagh, menyongsong era injeksi yang di penghujung tahun ini mulai digembar-gemborkan, wajarlah jika Yamaha mengklaim dirinya bahwa lebih siap dalam hal layanan aftersales motor injeksi (sebagaimana diberitakan oleh kompas.com). Pengalaman dalam menangani V-Ixion selama bertahun-tahun tentunya sudah menjadikan beres-beres Yamaha terbiasa dengan teknologi injeksi. (imho)

Dari uraian di atas, apakah Yamaha dengan Mission V-Ixion-nya memang lebih siap menyongsong era injeksi ? … Monggo dishare komentarnya …

25 responses to “Mission V-Ixion …

  1. dari awal kemunculannya ya sebenernya yamaha udah berani bikin gebrakan, #harga segitu asli #tergolong murah

  2. andikakusumaharyanto

    mungkin diterapkan di NMP, versi karbu distop, selama ada satu farian dengan 2 perbedaan dalam teknologi penyaluran bahan bakar ( injeksion & karbu ) pasti karbu lebih laris ketimbang injeksion

    http://myskywave.wordpress.com/2011/11/28/3-senjata-baru-yamaha-di-tahun-2012/

  3. Dari tampilan Vixion banyak kok penggemarnya..
    Tapi mungkin honda juga sedang mempersiapkan pesaingnya..
    masih lum mengerti sebenarnya tentang injeksi hehe ^_^

  4. pantas aja ya yamaka gk mau brojolin vixion versi karbu, krn ad tujuan utama yakni menyongsong regulasi diwaktu yg akan datang yg bakal diterapkan pemerintah.

  5. yup, dlu sekali liat iklan vixion lngsung kesengsep walau gak minat beli.. benar2 taktik dan strategi jitu dg nelorin vixion buat jangka panjang.. seandainya dlu megapro di vtr kan dan dikasih injeksi..

  6. jossss, bisa dibilang Honda salah langkah…. imho

  7. Ping-balik: Honda : Meneruskan Perjuangan SupraX 125 PGM F-1 | uDien d'kab

  8. mission success.. next mission mio injeksi….

    GALERI :: LIVERY MONSTER ENERGY KANZEN PESONA

Tinggalkan Balasan ke mas wahyu Batalkan balasan